RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG BUAH PINANG SEGAR (ARECA CATECHU LINN)

Abstract

Produksi pinang Indonesia merupakan kedua terbesar di dunia setelah India. Pinang sendiri merupakan salah satu produk pertanian yang kurang populer di Propinsi Jawa barat sehingga pengembangan teknologinya sering diabaikan. Salah satu kabupaten yang cukup besar menghasilkannya adalah Kabupaten Sukabumi. Dari sisi ekonomis, buah pinang kering ditingkat petani dapat dijual dengam kisaran Rp10.000 –15.000/kg. Nilai jual ditingkat petani ini jauh lebih besar dibandingkan dengan produk pertanian jenis palem-paleman lainnya. Namun saat ini, penanganan pascapanen buah pinang dengan menerapkan teknologi sama sekali belum maksimal dilakukan dan penelitian tentangnya masih sangat jarang sekali dilakukan. Hal ini terlihat dengan masih sangat rendahnya sentuhan teknologi dalam proses tersebut. Ditambah lagi dengan alsintan yang beredar dipasaran sangat jarang sekali tersedia untuk penanganan pascapanen pinang. Oleh karena itu, tujuan umum penelitian ini adalah melakukan penelitian untuk mendesain prototipe alat/mesin penanganan pascapanen pinang berupa mesin perontok buah pinang. Hal lain yang dikaji adalah analisis ekonomi kelayakan usaha penanganan pascapanen buah pinang dengan penerapan alat/mesin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan perancangan keteknikan, manufaktur dan pengujian kinerja. Setiap alat/mesin yang didesain akan mengikuti kaidah ilmiah tersebut dengan mempertimbangan sifat fisik, mekanis, thermal dari buah pinang. Analisis ekonomi kelayakan usaha penerapatan alat/mesin tersebut didekati dengan metode tekno-ekonomi dengan parameter analisis net present value, net benefit cost ratio, internal rate of return, payback period dan break even point. Luaran yang ditargetkan dari penelitian ini adalah delapan prototipe alat/mesin untuk perontok buah pinang. Hasil penelitian akan dipublikasikan pada jurnal nasional terindeks (Sinta 1-3) dan publikasi didalam prosiding konferensi ilmiah international. Tingkat kesiapan teknologi tahun pertama dan kekedua penelitian ini adalah level 2 dan 3.